...

Photobucket

Jumat, 27 Mei 2011

crazy idea for true :)

12:01
Saat saya menulis ini, saya belum mempunyai blog lagi. Ah entah pikun atau memang sdah kadaluarsa, blog lama saya gak bisa dibuka, ahirnya saya putuskan buat lagi di multiply atau wordpress saja nanti. Tapi di sekolah saya masih sibuk juga, mengurus soal dan perpisahan anak kelas 9. Pas coba2 buka eh gak taunya blog saya bisa kebuka lagi ya sudahlah kalo jodo gak kemana.
Well, sebenarnya saya ingin sekali berdiskusi dengan orang lain, tapi saya belum punya konsep kuat dan referensi yang banyak. Dengan kata lain saya masih takut takut mengungkapkan ide saya yang agak nyeleneh ini. Maklum terlalu banyak konspirasi sampah di luar sana, jadi saya putuskan diam. Saya renungkan, saya godok niat saya dan untungnya saya punya netbook kecil yang sudah selesai masa kreditannya ini :D.
Bermula dari ingatan saya yang agak bermasalah. Yang kadang2 sering tiba2 mengingat hal2 yang entah datangnya dari mana dan anehnya ingatan2 itu muncul setelah ada saja masalah entah di sekolah atau di keluarga. Tadi saya tiba2 ingat someone’s says(yang saya lupa siapa) yang begini bunyinya: “Ilmu yang bermanfaat dan bisa memberikan kamu tiket surga ya ilmu agama bukan ilmu bahasanya wong barat. Menjadi guru dapat tiket satu ke surga,itu guru agama bukan guru bahasa inggris.” Saat itu saya hanya diam, saya takberkutik, karena dia benar.saya memang awam soal agama. Saya sangat-sangat sedikit tau soal agama. Juz amma saja saya gak hapal(Astaghfirullah). Tadi sekilas saya ingin sekali mendapatkan tiket ke surga itu. Lalu saya putar otak gimana caranya guru bahasa inggris bisa jadi guru agama? Wah gak mungkin coz saya aja ngaji belum lurus mana mungkin bisa jadi guru agama. Lagian ilmu saya yang saya bisa ya bahasa inggris. Gimana kalo digabung? Jeng jeng jeng!!!! Aha good idea I think.
Begini, Folks. Saya ingin sekali memasukkan unsur2 Agama dalam KBM saya di sekolah. SAya ingin sekali memasukkan dalil-dalil dari Al Qur’an dan Hadits ke dalam setiap topic yang saya ajarkan ke siswa. Tentu saja saya harus mencari ayat2 yang diterjemahkan dalam bahasa inggris. Ayat2 tersebut nantinya akan didiskusikan dalam kelompok2 bukan perorangan. Mereka membuat laporan tentang apa makna yang terkandung dalam setiap ayat yang diberikan oleh saya dan membacakan di depan kelas. Saya juga harus bisa membuat contoh soal yang masih berkaitan dengan tema dan ayat2 tadi. Baru kemudian saya jelaskan unsure kebahasaan yang terkaiit silabus.
Yang paling saya ingin lakukan pertama kali adalah merancang hukuman yang pas buat halsemacam ini. Selama ini, saya cubit, saya pukul, saya tarik jabeknya sampai saya berkata kasar (Astaghfirullah ampuni hamba ya Allah) agar mereka patuh pada saya. Saya sangat ingin berubah, tapi kondisi anak2 di sekolah saya luar biasa kacau. Yang salah didik dan salah pergaulan gitu lah. Saya mulai berpikir untuk memberikan reward bagi yang mendapatkan 3 kelompok terbaik menampilkan tugasnya. Rewardnya berupa piagam yang nantinyabisa ditukar dengan nilai rapot mereka. Semakin banyak piagam, semakin tinggi nilai mereka. Dan bagi yang gagal melaksanakan tugas.. mereka harus menghapalkan ayat2 plus artinya. Dan saya ingin sekali menghilangkan PR, toh selama ini mereka malas sekali mengerjakan PR. Kenapa ya? Saya juga bingung. Jadinya saya ingin sekali membebaskan mereka dari PR. 6 jamseminggu saya rasa cukup memuyakkan buat mereka belajar bahasa Inggris.
Yah, begitulah ide saya. Saya ingin sekali mewujudkannya. Saya mulai dari membuat syllabus pribadi dulu saja. Semoga ajaran baru sudah bisa saya terapkan amiin.
Ya Allah yang maha segalanya ridhoilah usaha hamba. Berikan kemudahan dalam mengerjakan usaha hamba. Hamba hina dan tak mengerti agama. Tapi hamba ingin masuk surga. Ya Allah ya Robb pemilik jiwa raga hamba dan semesta. Hamba tak sanggup berjihad dalam perang melawan yahudi, jadi ijinkan hamba berjihad dengan jalan ini. Jalan yang jika Kau ijinkan mampu hamba laksanakan. Maka ampunilah dosa hamba, dosa kedua orang tua hamba, dosa suami hamba. amiiin

Aku adalah apa yang aku baca

Aku adalah apa yang kubaca

Apalah pentingnya “Lintang” dalam “Laskar Pelangi” itu benar-benar exist atau tidak. Banyak orang bilang itu penipuan karna tokohnya fiktif. Hampir menangis saya dengar statement2 sampah itu. Apa tujuanmu membaca, Kawan? Untuk menghujat kah? Untuk menjatuhkan orang kah? Tujuan membaca adalah mengambil nilai-nilai hidup yang suatu saat pasti akan kita gunakan untuk hidup kita, hidup anak2 kita dan untuk mati kita. Apakah pentingnya “Aisyah” dalam AAC jadi dipoligami atau tidak. Tak penting karna itu karya orang. Suka pakai, tak suka jangan dimaki. Ambil nilai-nilai hidupnya. Itu yang penting. Apalagi kitab suci. Apa gunanya baca kitab jika satu ayatpun tak ku pahami, tak ku ambil nilainya, tak ku renungkan dalam-dalam, tak kuterapkan.

Aku adalah apa yang kubaca

Kalimat ini pernah saya baca dari sebuah buku yang entah apa judulnya bahkan saya lupa kapan saya pernah membaca buku ini. Sekilas saat itu, saya tak acuh. Saya hanya berpikir bahwa kalimat itu hanyalah kalimat tanpa makna atau paling tidak mempunyai makna konotasi. Semakin lama, saya semakin masuk ke dalam kalimat itu tanpa saya sadari. Banyak kejadian dalam hidup saya yang membuat saya ahirnya terpaksa mengingat kalimat ini. Semakin saya beranjak dewasa, semakin saya mengenal dunia, semakin saya banyak bertemu dengan orang baru, semakin dalam pula saya mengerti kalimat ini. Seandainya saja saya malas membaca, maka saya tak akan jadi saya sekarang ini. Seandainya saya hanya pura-pura membaca karna takut dimarahi mama atau bapak, saya tidak akan punya prinsip yang sekarang saya pegang. Saya aka mudah bimbang, plin plan tak tentu arah.

Saya bukan orang yang pandai agama, saya juga bukan seorang penulis, politisi apalagi koruptor. Saya hanya seorang anak dari orang tua yang luarrr biasa. Orang tua yang selalu menyuruh saya membaca. Bukan hanya membaca, tapi juga membaca dengan hati. Banyak orang membaca dengan sangat ciamik. Intonasi pas dan suara merdu. Tapi membaca yang diajarkan orang tua saya adalah membaca dengan hati, logjka, nalar dan iman. Inilah yang saya maksud dengan judul di atas. Aku adalah apa yang aku baca.
Betapa besarnya pengaruh bacaan jika kita mau benar benar membaca, tidak hanya diucap tanpa makna. Namun membaca dengan hati. Setiap kalimat yang lolos sensor retina harusnya bisa dipahami dengan nalar. Nalar akan mencerna setiap makna kalimat dengan cerdas. Jika kalimat itu tak bermakna maka kalimat itu hanya akan jadi angin. Baca dengan hati, jikan iman dalam ambang batas normal atau bagus, maka dia minta hati menimbang apakah kalimat yang dibaca mata dan dinalar logika itu patut disave dalam otak atau harus ti buang ke recycle bin. Dan hati akan memakaikalimat itu suatu saat nanti. Setiap kalimat yang telah merasuk ke hati akan terpakai merefleksi dalam tingkah laku dan ucapan kita. Memantul dari rongga2 otak dan membulat pada pikiran. Menguatkan prinsip bahkan menciptakan prinsip2 mutahir yang mendikte si manusia tersebut melangkah.

Hati-hatilah dalam membaca, apa yang kau baca hari ini akan menjadikan dirimu dimasa depan. Dan jangan berhenti membaca dengan hati. Karena jika berhenti membaca, maka kau bukan siapa-siapa di masa depan. Ajarkan anak-anak kita cara membaca dengan sungguh-sungguh, memahami dalam-dalam setiap kalimat yang kit abaca.